Oleh:
Haerul Akbar
Saya
tak menyalahkan yang satu dan tak membenarkan yang lain, saya hanya berargumentasi
sesuai dengan apa yang saya pahami.
Pembakaran
masjid di Papua merupakan sebuah fenomena dan sebuah bukti bahwa power islam
sekarang tak lagi berdaya, meluntah dan merayap dalam kepungan tikaman para
musuh-musuhnya. Laksana anak ayam yang kehilangan induknya kemudian
anak-anaknya itu dipisahkan satu sama lain sehingga dengan mudah elang-elang
akan mencengkramnya.
Sudah
kurang lebih 91 tahun Islam tak punya institusi dan kepemimpinan Umum sejak
runtuhnya institusi Islam tahun 1924 di Turki, sepanjang itu pula power islam
serta Izzul Islam tak muncul di permukaa. Islam dulu merupakan agama yang
disegani, agama yang punya power melebihi power yang dimiliki negara-negara adi
daya masa kini, tetapi sekarang Islam merupakan agama yang dengan mudah
diremehkan, dihina, dan dimarginalkan oleh musuh-musuh islam dan kita tidak
tahu siapa yang akan membelanya.
Islam
telah berhasil dikotak-kotakkan musuh dengan sekat-sekat nasionalisme, Islam
Indonesia bangga dengan Islam Indonesia, Islam Turki bangga dengan Islam Turki,
demikian juga Malaysia, Thailand, Arab Saudi dan seterusnya. Negara-negara yang
berhasil dikotak-kotakkan tersebut seakan umat Islamnya tak punya lagi lagi
urusan dengan umat islam di negara lainnnya. Padahal Islam itu umat silam yang
satu, berada dibawah kepemimpinan yang satu dan umum yang kendalinya dipegang
oleh seorang Khalifah yang mampu menaungi umat Islam di seluruh dunia dan mampu
menjaga harkat, martabat dan kemuliaan Umat Islam itu sendiri.
Sekarang
apa???... kita bangga dengan semangat nasionalisme, kita mengagung-agungkannya.
Realitas itu tak lebih layaknya seseorang yang memelihara ular berbisa. Padahal
Nasionalisme itulah yang menjadi ujung tombak senjata-senjata para musuh Islam
untuk menghancurkan Islam sehingga kita lihatlah realitasnya: Pembakaran
Masjid, pembakaran al-Qur’an, umat Islam diadudomba dengan sesamanya Umat islam
antar Negara, umat islam dibantai, kekayaan alamya dieksploitasi dan
seterusnya. Itu semua semata untuk mewujudkan mimpi-mimpi para musuh Islam
untuk melihat umat Islam kacau balau, tak bersatu, dan tak punya daya dan
kekuatan. Para Musuh-musuh Islam sangat takut akan kebangkitan kembali Islam
yang dalam sejarah tercatat menguasai 2/3 belahan dunia, sebuah kepemimpinan
yang masa berkuasanya paling lama yaitu kurang lebih 1300 tahun.
Ingat
Umat Islam!!! Segala rencana dan makar akan senantiasa diusahakan oleh
musuh-musuh Islam ini untuk melihat Umat Islam terpuruk. Umat islam seharusnya
jangan mudah terpengaruh oleh senjata-senjata mematikan mereka termasuk sekat
Nasionalisme. Musuh Islam tak akan gentar dengan banyaknya jumlah umat Islam
tetapi mereka akan gentar disaat mereka melihat umat Islam bersatu dibawah
sebuah kepemimpinannya dalam sebuah tatanan kenegaraan. Kaum muslimin sampai
sekarang belum bisa bersatu sepanjang masih terperangkap di dalam sekat-sekat
Nasionalisme.
Olehnya
itu mari kita berjuang bersama-sama demi terwujudnya kembali kehidupan islam
dibawah tatanan kepemimpinannya yang menyeluruh di seluruh dunia. Hanya dengan
jalan ini Power dan Izzul Islam akan kembali seperti pada masa Nabi dan para
Sahabat. Dengan jalan ini Umat Islam tak akan lagi mudah dibantai, diadudomba
dan dinistakan, Tak akan ada lagi masjid dibakar, al-Qur’an dihinakan, Umat
Islam didzalimi, perempuan muslim dilecehkan, kekayaan alam dieksploitasi dan
seterusnya.
UMAT ISLAM AKAN DAMAI
DIBAWAH KEPEMIMPINAN ISLAM… KEPEMIMPINAN ISLAM BUKAN HANYA BUAT UMAT ISLAM
MELAINKAN UNTUK SELURUH MANUSIA DAN MENJADI RAHMAT BAGI SELURUH ALAM
“Wallahu a’lam bi-ash
shawab”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar