Senin, 16 Mei 2016

TOLERANSI DALAM AGAMA




Oleh: Haerul Akbar
Umat kristianai merayakan hari natal
Umat islam hiruk pikuk
Sebuah Kausalitas bahwa Interpretasi dan pemahaman tentang toleransi menuai banyak perbedaan sehingga tak heran kalau berakibat pada pengaplikasian (pengamalan) toleransi juga banyak menuai  perbedaan.
Hingga saya ingin berkata bahwa: berpijak dari riuhnya perbedaan tentang toleransi maka mengatas namakan “toleransi” antar umat beragama (tataran sara’) sungguh terasa sangat sensitif. Berhati-hatilah!!!... hanya memicu perdebatan yang tak kunjung selesai.
Setelah saya petakan berdasarkan pendekatan pertentangan di atas, maka saya ingin menyatakan bahwa toleransi dalam semesta “ sara’ ” memiliki dua sisi yang begitu frontal dan saling kontradiktif. Disatu sisi toleransi itu layaknya sesuatu yang begitu indah, rukun, peduli, menghormati, menghargai, bermanfaat dan seterusnya namun disisi lain seakan itu adalah sebilah belati yang setiap saat bisa menyayat dan menikam jantung hingga kita tak berdaya… sekali lagi ini analisis toleransi dalam semesta sara’  bukan pada semesta yang lain!!!
Bagi Umat Islam, sungguh sederhana dan begitu luhur. Allah berfirman “lakum diinukum waliyadin” konsep toleransi yang diajarkan antar umat beragama.
Biarkanlah umat kristiani merayakan hari kebesarannya. Diam, mendengar, menyaksikan, tanpa mengganggu, tanpa mengacaukan, maka itu sudah cukup menjadi indikator bahwa itu toleransi. 
"Wallahu' A'lam bi ash-Shawab"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar