Sebagai
Prolog!!!
OPAK, OSPEK, atau
apapun namnaya, merupakan medium dan kawasan perantara seorang siswa yang akan
berhijrah menjadi mahasiswa, jenjang pendidikan SMA yang akan berhijrah kejenjang
Perguruan Tinggi. Momen yang begitu fenomenal!!!
Secara kontekstual,
sebuah hikmah berharga jika kita kiyaskan antara OPAK dengan sebuah peristiwa
bersejarah dimasa Nabi Muhammad saw yaitu apa yang telah dilakukan kaum Anshar
kepada kaum Muhajirin dalam peristiwa hijrah. Kurasa akan kita katakan bahwa: “Betapa
luhur dan mulianya sikap kaum anshar kepada para Muhajirin dari Makkah”
Allah
berfirman:
“Dan
orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor)
sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang
berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh
keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin);
dan mereka mengutamakan (Orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri,
sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS, al-Hasyr/59: 9).
PINTU GORBANG
Alhamdulillah
berkat izin-Nyalah saya juga pernah merasakan di-OPAK dan juga pernah meng-OPAK
di Perguruan Tinggi. Diluar subtansi daripada OPAK maka secara pribadi saya berasumsi
bahwa OPAK merupakan perjumpaan Sakral pada semesta akademik antara pendidik
(Dosen) dengan anak didiknya (Mahasiswa), antara staf/karyawan dengan orang
yang nantinya akan dilayani, antara senior dan juniornya. Sebuah perjumpaan dengan
penuh kegembiraan berbaur kebahagiaan, menyambut mereka dengan damai dan penuh
kehangatan!
OPAK
bukanlah hal yang harus ditakuti oleh mahasiswa baru, OPAK bukanlah momen
perpeloncohan seorang senior ke juniornya, bukan pula sebagai ajang balas
dendam akibat tradisi yang begitu memilukan kurasa, melainkan OPAK merupakan
momen berharga bagi “mahasiswa baru” untuk diisi dan diberi maklumat terkait
kehidupan riil di dunia kampus, momen berharga bagi pimpinan Universitas,
Fakultas, Jurusan, dan para senior untuk memperkenalkan kampus dan almamaternya,
kesempatan berharga oleh senior untuk memberikan bimbingan dan contoh yang
mulai untuk juniornya. Alangkah eloknya jika berjalan dengan damai lagi santun,
berlangsung dengan kekeluargaan lagi mengakrabkan layaknya perjumpaan yang
memuliakan antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin.
OPAK
merupakan hal yang sangat urgent. Bagaimana tidak dimomen inilah “mahasiswa
baru” disuguhi beranekaragam wawasan dan maklumat terkait dunia kampus dan
akademik, diberikan bekal-bekal dalam menjalani statusnya sebagai mahasiswa dan
bagian dari kampus. Keberadaan OPAK begitu luhur adanya dan begitu besar
manfaatnya. Namun terkadang jika “mahasiswa baru” mendengar kata OPAK seakan OPAK itu adalah kegiatan yang
menyeramkan dan membahayakan dan merupakan tindak pembodohan atas mereka. Ironi
karena kabar menyeramkannnya seakan sudah menjadi opini umum dikalangan siswa
yang akan memasuki level mahasiswa di perguruan tinggi. Entahlah!!! Mungkin
karena tradisi dan realitas yang terindera memang seperti itu atau mungkin
pelaksanaan OPAK dulunya pernah menyeramkan seperti yang ada diangan-angan
mereka (Pemerasan, kekerasan, penghinaan, tindak pembodohan, dan lain
sebagainya).
Tetapi
saya kira kampus yang bercirikan Islam tentulah pelaksanaan OPAKnya akan
mengarah kepada esensi ajaran Islam yang memberikan kedamaian, penuh hikmah, jauh
dari tindak kekerasan, mengajar dan membimbing dengan baik, mengarahkan, dan
memuliakan sesama, menerima dan menyambut mereka dengan senyum bersahaja, hati
yang lapang, serta mata yang berbinar. Tentunya akan sangat jauh melenceng jika
kampus yang bercirikan Islam sementara pelaksanaan OPAKnya jauh dari
cara-cara-cara yang mulia dalam Islam. Entahkah itu kekerasaan, penghinaan
secara fisik ataupun verbal, terkesan tak memanusiakan mahasiswa baru dan
seterusnya.
Namun
bagaimanapun orang menyikapinya, OPAK merupakan pintu gorbang seorang siswa
untuk memasuki jenjang/level mahasiswa, di sinilah awal mula seorang “mahasiswa
baru” berinteraksi dengan pimpinan Universitas, pimpinan Fakultas, pimpinan Jurusan
sampai kepada lembaga-lembaga kemahasiswaan internal dan para senior-senior
mereka. OPAK inilah sebagai Gorbang menyambut para bibit-bibit baru para
pejuang dan pelanjut kehidupan kampus.
Pada
fase inilah awal mula seorang “mahasiswa baru” akan menentukan panutan,
cerminan dari senior-seniornya, pada fase inilah awal mula seorang “mahasiswa
baru” akan meniti jalan yang seperti apa yang ia akan susuri, senior yang
seperti apa yang akan ia jadikan panutan. Pada fase inilah mereka akan mulai
membangun paradigma terkait kampus dan kehidupan akademik.
Oleh
karenanya pada fase yang sangat sensitif ini, kita sebagai orang yang lebih dulu
merasakan kehidupan kampus, sebagai senior yang baik, sepantasnyalah kita harus
menjadi contoh yang baik bagi mereka layaknya sebagai orang yang bisa dijadikan
panutan dan diikuti jalannya, kita tunjukkan mereka jalan yang seharusnya untuk
diikuti dan jalan yang tak pantas untuk mereka susuri, kita tuangkan dan
perlihatkan ke mereka kehidupan akademik dan kampus yang memberikan kedamaian
sebagai esensi dari kampus Islam yang berperadaban. Kita berikan kesan
kedamaian, kenyamanan, dan kehangatan bagi mereka, sehingga mereka bisa
memaknai OPAK sebagai momen berharga dan tujuan OPAK mereka bisa terima dengan
baik.
Orientasi
dan tujuan dari OPAK itu sendiri sudah jelas tertuang dari makna OPAK itu sendiri, OPAK yang kita kenal dengan
Orientasi pengenalan akademik dan kampus tentunya sudah memberikan gambaran
kepada kita bahwa ada dua tujuan penting yaitu pengenalan akademik dan
pengenalan kampus, pengenalan akademik meliputi tata perkuliahan, jam belajar,
mata kuliah, pengurusan administratif dan lain sebagainya sedangkan pengenalan
kampus meliputi misalnya pengenalan gedung-gedung kampus, pengenalan
fasilitas-fasilitas kampus, pengenalan dosen, pengenalan senior-senior, para
staf dan karyawan kampus dan sebagainya.
Meskipun
pelaksanakan OPAK dilakukan dengan cara dan metode yang berbeda-beda tiap
kampus atau oleh senior-senior tetapi yang perlu dipahami bahwa OPAK harus
senantiasa fokus pada subtansi dan dua tujuan di atas, tentunya harus dibarengi
berbagai macam kreatifitas dan inovasi. Tetapi bukan berarti kita hanya fokus
dengan kreatifitas dan inovasi sementara kita sudah melenceng dan tak lagi
fokus pada subtansi OPAK itu sendiri.
Sukses
untuk pelaksanaan OPAK di UIN Alauddin Makassar (01-03 September 2016). Semoga
berjalan damai dan lancar.
Wallahu a’lam bi
ash-shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar